Tafsir Al Ibriz Dikaji 11 Tahun, Menag Apresiasi Kontribusi Pesantren Ajarkan Al Quran
By Admin
nusakini.com--Pondok Pesantren Bugen Al Itqan Semarang menggelar Khataman Pengajian Ahad Tafsir Al Ibriz. Lebih dari 10ribu santri dan masyarakat yang istiqamah dalam pengajian yang digelar setiap hari Ahad ini hadir memadati setiap halaman dan jalan pada radius sekitar 1 km sekeliling pesantren.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan apresiasi atas keistiqamahan KH Kharis Shadaqah dan masyarakat dalam mengkaji ayat demi ayat Al Quran yang tersaji dalam Kitab Tafsir karya Mbah Bisri Musthofa.
"Ini adalah khataman kali kedua. Khataman pertama setelah mengaji 12 tahun, khataman kedua 11 tahun. Tidak kurang dari 23 tahun kitab Al Ibriz dikaji secara kontinue setiap Ahad pagi," kata Menag di Semarang, Minggu (15/1).
"Selaku Menag, pemerintah berterima kasih dan mengapresiasi majelis taklim pengajian Ahad pagi ini, yang baik secara langsung atau tidak, telah ikut membantu misi pemerintah dalam meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan dan pendidikan keagamaan masyarakat Indonesia. Juga dalam meningkatkan kualitas kerukunan hidup antar umat beragama," tambahnya.
Pemahaman keagamaan masyarakat terhadap kandungan kitab Al Quran, kata Menag, sangat penting agar nilai dan ajarannya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya dalam konteks berkeluarga dan bermasyarakat, tapi nilai Al Quran yang dikaji juga bisa diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Salah satu pesan Al Quran adalah bagaimana umat Islam dapat menghargai keragaman dan perbedaan. Ini penting dipahami karena Indonesia adalah bangsa yang besar, dengan keragaman yang juga sangat besar. Dan, keragaman itu adalah sunnatullah.
Menag berharap forum majelis taklim dan pengajian tafsir seperti ini bisa terus berjalan dan berkembang dengan baik sehingga bisa memberikan pemahaman umat tentang Al Quran secara mendalam. "Para Kyai semoga diberi kesehatan dan terus mampu berada di tengah kita sehingga kita terus mendapatkan nasihat dan wejangan beliau," ujarnya.
KH Mustofa Bisri atau yang biasa disapa Gus Mus mengaku bahagia bisa hadir di tengah orang orang yang istiqamah dalam memahami Al Quran. Menurutnya, orang yang senang Al Quran, lalu mengaji dan memahami kandungan maknanya termasuk orang yang istimewa di hadapan Allah.
"Ngaji Al Quran 11 tahun, Kyai Kharis Shadaqah tidak pernah libur kecuali kalau umrah, itu agar kita semua memahami Al Quran dan tidak menjadi kagetan," katanya.
Gus Mus mengatakan, mengaji adalah cara terbaik untuk bisa lebih mengenal Allah. Hal ini penting karena kalau seseorang ingin menjadikan Allah sebagai kekasihnya serta ingin menyenangkan kekasihnya, maka dia harus dapat terlebih dahulu mengenalinya.
"Cara kenal Allah adalah dengan mengaji. Paling baik itu mengaji," tutur Gus Mus yang juga putera dari penulis Tafsir Al Ibriz.
Hal sama disampaikan oleh KH Maemoen Zubair. Pengasuh Ponpes Al Anwar Sarang ini juga mengaku bahagia bisa hadir dalam Majelis Khataman Tafsir Al Ibriz yang diasuh oleh KH Kharis Shodaqah.
Menurutnya, Tafsir Al Ibriz adalah salah satu pusaka yang tidak ternilai harganya. Ibaratnya, terbuat dari emas murni atau bahkan bahan lainnya yang bernilai lebih tinggi.
Guru MI Wathaniyah Pesantren Al Itqan Ahmad Walid menjelaskan, Ponpes Al Itqan didirikan sekitar awal tahun 1900 an oleh Mbah Abdul Rosyid. KH Kharis Shadaqah yg saat ini memimpin pesantren ini adalah cucu.
Menurutnya, pengajian rutin tiap Ahad pagi ini rata-rata diikuti tidak kurang dari 7ribu santri dan masyarakat. "Tiap kali pengajian rata rata hanya mengulas 5 - 10 ayat saja," katanya.
Rangkaian khataman sudah dilakukan sejak beberapa hari. Antara lain diisi agenda ziarah ke makam Mbah Mutamakin, Mbah Sahal Mahfudz, dan Mbah Bisri Musthofa selaku penulis Kitab Tafsir Al Ibriz.
"Ziarah ini diikuti 35 bus dan 300 an mobil pribadi. Diperkirakan diikuti 4000 an orang," ujarnya.
"Selain ziarah, semalam kami bersama ribuan masyarakat sini telah melakukan tahlil kubra di pesantren," tambahnya.(p/ab)